navigasi pertemuan

berlangsung | pertemuan 2


















DBMS vs File Biasa

profile Al Muhdil Karim user avater image
Al Muhdil Karim
8 min red
September 24, 2025
DBMS vs File Biasa

File biasa adalah metode penyimpanan data tradisional menggunakan sistem file di komputer (Connolly & Begg, 2015). Data disimpan dalam bentuk teks atau spreadsheet tanpa aturan relasional yang ketat. Dalam perpustakaan, file biasa bisa berupa daftar anggota dalam dokumen Excel. Sistem ini mudah dibuat tetapi tidak efisien ketika data semakin banyak. Kekurangannya akan terlihat saat organisasi berkembang.

Menurut Elmasri & Navathe (2016), file biasa tidak memiliki struktur kompleks seperti tabel dan relasi. Semua informasi disimpan dalam bentuk datar sehingga rawan redundansi. Misalnya, alamat anggota ditulis berulang kali pada setiap catatan peminjaman. Hal ini mengakibatkan pemborosan ruang dan potensi kesalahan. File biasa menjadi sulit dipelihara dalam jangka panjang.

Silberschatz, Korth, & Sudarshan (2020) menekankan bahwa file biasa hanya cocok untuk data kecil dan sederhana. Jika digunakan untuk ribuan catatan, pencarian menjadi lambat. Dalam perpustakaan besar, pencarian buku dalam file Excel memerlukan waktu lama. Hal ini menunjukkan keterbatasan nyata file biasa. File biasa tidak dirancang untuk efisiensi.

Laudon & Laudon (2018) menjelaskan bahwa file biasa tidak mendukung keamanan yang memadai. Setiap orang yang memiliki akses bisa mengubah data tanpa batasan. Tidak ada mekanisme otorisasi atau kontrol versi. Dalam konteks perpustakaan, hal ini berisiko menimbulkan manipulasi data peminjaman. Ketiadaan kontrol menjadikan file biasa rawan penyalahgunaan.

Dengan memahami konsep file biasa, peserta dapat membandingkan dengan DBMS. File biasa memiliki kelebihan pada kesederhanaan tetapi banyak kekurangan dalam hal integritas, keamanan, dan efisiensi. Pemahaman ini menjadi dasar untuk melihat manfaat DBMS. Modul selanjutnya membahas bagaimana DBMS menyelesaikan masalah tersebut.


Konsep Database Management System (DBMS)

Database Management System (DBMS) adalah perangkat lunak yang dirancang untuk mengelola data secara sistematis (Elmasri & Navathe, 2016). DBMS memungkinkan penyimpanan, pengolahan, dan pengaksesan data dengan lebih efisien. Dalam perpustakaan, DBMS digunakan untuk mencatat anggota, koleksi buku, dan transaksi peminjaman. Semua data terintegrasi dalam satu sistem yang terstruktur. DBMS menjadi solusi atas kelemahan file biasa.

Menurut Connolly & Begg (2015), DBMS menyediakan mekanisme untuk menjaga integritas data. Misalnya, primary key memastikan bahwa setiap anggota memiliki ID unik. Foreign key menghubungkan data peminjaman dengan anggota dan koleksi buku. Mekanisme ini membuat data lebih konsisten dan terpercaya. DBMS memberikan jaminan kualitas yang tidak dimiliki file biasa.

Silberschatz et al. (2020) menegaskan bahwa DBMS mendukung multiuser access. Banyak pengguna dapat mengakses database secara bersamaan tanpa menimbulkan konflik. Dalam perpustakaan, staf dapat mencatat peminjaman sementara anggota mencari koleksi secara online. DBMS mengatur transaksi agar tetap konsisten meski terjadi akses paralel. Hal ini meningkatkan efisiensi layanan.

Laudon & Laudon (2018) menambahkan bahwa DBMS menyediakan keamanan lebih baik. Hak akses dapat diatur berdasarkan peran pengguna. Admin memiliki wewenang penuh sementara anggota hanya dapat melihat koleksi. Dengan cara ini, DBMS melindungi data dari perubahan yang tidak sah. Keamanan menjadi keunggulan besar DBMS dibanding file biasa.

Dengan memahami konsep DBMS, peserta dapat melihat perbedaan fundamental dengan file biasa. DBMS dirancang untuk mengatasi kelemahan manual dan file sederhana. Perpustakaan yang mengadopsi DBMS mampu meningkatkan efisiensi, keamanan, dan kualitas layanan. Modul berikut akan membandingkan kedua pendekatan secara lebih detail.


Perbedaan Struktural File vs DBMS

File biasa menyimpan data dalam bentuk datar tanpa relasi (Connolly & Begg, 2015). Sebaliknya, DBMS menyimpan data dalam tabel dengan relasi antar entitas. Dalam perpustakaan, file biasa menyimpan data peminjaman dan anggota secara terpisah tanpa keterkaitan. DBMS menghubungkan kedua data melalui foreign key. Perbedaan struktural ini memengaruhi efisiensi pengelolaan data.

Menurut Elmasri & Navathe (2016), struktur DBMS lebih fleksibel. Perubahan atribut dapat dilakukan tanpa mengganggu keseluruhan sistem. Dalam file biasa, menambah kolom baru seringkali memerlukan modifikasi besar. Hal ini membuat file biasa kurang adaptif. DBMS memungkinkan evolusi sistem lebih mudah.

Silberschatz et al. (2020) menjelaskan bahwa DBMS menggunakan model relasional. Model ini menyederhanakan hubungan antar data dengan konsep tabel. Misalnya, tabel anggota, tabel buku, dan tabel peminjaman dapat saling terhubung. File biasa tidak mampu merepresentasikan hubungan ini secara alami. Relasi menjadi kekuatan utama DBMS.

Laudon & Laudon (2018) menambahkan bahwa DBMS mendukung normalisasi data. Normalisasi mengurangi redundansi dan meningkatkan konsistensi. Dalam file biasa, redundansi sulit dihindari karena data disimpan berulang-ulang. Normalisasi membuat database lebih efisien. Hal ini menunjukkan keunggulan struktural DBMS.

Dengan memahami perbedaan struktural, peserta dapat menilai keunggulan DBMS. File biasa sederhana tetapi terbatas. DBMS lebih kompleks tetapi menawarkan fleksibilitas dan efisiensi. Modul berikut akan membahas perbedaan operasional keduanya.


Perbedaan Operasional File vs DBMS

Operasi pada file biasa terbatas pada pembacaan, penulisan, dan pengeditan (Connolly & Begg, 2015). DBMS menyediakan operasi lebih canggih melalui SQL. Dengan SQL, pengguna dapat melakukan pencarian kompleks, agregasi, dan analisis. Dalam perpustakaan, query SQL dapat menampilkan buku terpopuler. File biasa tidak mendukung operasi setingkat ini.

Menurut Elmasri & Navathe (2016), DBMS memiliki transaction management. Fitur ini memastikan bahwa operasi dilakukan secara atomik, konsisten, terisolasi, dan tahan lama (ACID). File biasa tidak memiliki konsep transaksi. Dalam perpustakaan, peminjaman yang gagal tercatat akan langsung terlihat. DBMS mencegah inkonsistensi ini.

Silberschatz et al. (2020) menegaskan bahwa DBMS mendukung concurrency control. Banyak pengguna dapat bekerja secara bersamaan tanpa mengganggu data. File biasa tidak mampu mengelola akses simultan. Akibatnya, data mudah rusak jika banyak orang mengedit file. DBMS menjamin keamanan dalam operasi multiuser.

Laudon & Laudon (2018) menjelaskan bahwa DBMS mendukung backup dan recovery otomatis. File biasa memerlukan salinan manual yang rentan hilang. DBMS memungkinkan pemulihan cepat setelah kegagalan sistem. Hal ini meningkatkan keandalan operasional. Perpustakaan digital mengandalkan fitur ini untuk menjamin kontinuitas layanan.

Perbedaan operasional menunjukkan mengapa DBMS lebih unggul. File biasa sederhana tetapi terbatas. DBMS mendukung operasi kompleks, aman, dan efisien. Peserta kini memahami manfaat nyata DBMS dalam operasional. Modul berikut akan membahas efisiensi penyimpanan.


Efisiensi Penyimpanan

File biasa menyimpan data secara redundan sehingga tidak efisien (Connolly & Begg, 2015). Dalam perpustakaan, alamat anggota ditulis berulang kali dalam catatan peminjaman. DBMS menggunakan normalisasi untuk mengurangi redundansi. Data hanya disimpan sekali lalu direferensikan melalui relasi. Hal ini membuat penyimpanan lebih hemat.

Menurut Elmasri & Navathe (2016), efisiensi penyimpanan berdampak pada kecepatan akses. File dengan redundansi besar membutuhkan waktu lebih lama untuk diproses. DBMS mengurangi beban ini dengan struktur terorganisasi. Dalam perpustakaan, laporan peminjaman dapat dihasilkan lebih cepat. Efisiensi menjadi keunggulan utama DBMS.

Silberschatz et al. (2020) menambahkan bahwa DBMS mendukung indexing. Indeks mempercepat pencarian data tanpa membaca seluruh tabel. File biasa tidak memiliki mekanisme serupa. Dalam perpustakaan, pencarian berdasarkan ISBN menjadi instan. Indeks menjadikan DBMS lebih efisien.

Laudon & Laudon (2018) menjelaskan bahwa efisiensi penyimpanan berdampak pada biaya. Penyimpanan yang boros membutuhkan kapasitas lebih besar. DBMS menghemat ruang sehingga lebih ekonomis. Dalam organisasi besar, efisiensi ini sangat penting. DBMS menjadi solusi berbiaya efektif.

Efisiensi penyimpanan menegaskan keunggulan DBMS. File biasa cepat menjadi boros seiring pertumbuhan data. DBMS tetap efisien meskipun data semakin banyak. Perpustakaan digital sangat diuntungkan dengan pendekatan ini. Modul berikut akan membahas aspek keamanan.


Keamanan dan Pemeliharaan

Keamanan file biasa sangat rendah karena tidak ada kontrol akses (Connolly & Begg, 2015). Setiap orang yang memiliki file dapat mengubah isinya. DBMS menyediakan kontrol akses berbasis peran. Dalam perpustakaan, admin memiliki hak berbeda dengan anggota. Hal ini meningkatkan keamanan data.

Menurut Elmasri & Navathe (2016), DBMS mendukung audit trail. Setiap perubahan data dapat dilacak. File biasa tidak mendukung fitur ini. Dalam perpustakaan, jejak perubahan membantu memastikan akuntabilitas. Audit trail meningkatkan kepercayaan pada sistem.

Silberschatz et al. (2020) menegaskan bahwa DBMS menyediakan mekanisme backup dan recovery. File biasa hanya mengandalkan salinan manual. Jika file rusak, data mungkin hilang permanen. DBMS memungkinkan pemulihan cepat. Hal ini menjadikan database lebih andal.

Laudon & Laudon (2018) menjelaskan bahwa pemeliharaan DBMS lebih sistematis. Alat administrasi memudahkan pengaturan data. File biasa membutuhkan intervensi manual yang rawan kesalahan. Dalam perpustakaan besar, pemeliharaan file manual hampir tidak mungkin dilakukan. DBMS menyederhanakan tugas ini.

Keamanan dan pemeliharaan menjadi keunggulan nyata DBMS. File biasa tidak mampu memberikan perlindungan setara. DBMS menjamin keamanan, akuntabilitas, dan ketahanan data. Peserta kini memahami manfaat DBMS dari sisi perlindungan. Modul berikut akan menutup perbandingan dengan studi kasus.


Studi Kasus Perpustakaan

Bayangkan perpustakaan kecil yang awalnya menggunakan file Excel untuk mencatat peminjaman. Data sering ganda dan sulit dicari. Pengelola kesulitan menghasilkan laporan bulanan. Setelah beralih ke DBMS, semua catatan terintegrasi. Proses pencarian dan pelaporan menjadi instan.

Menurut Connolly & Begg (2015), DBMS membantu organisasi beradaptasi dengan pertumbuhan. Perpustakaan dengan ribuan anggota tetap dapat dikelola efisien. Sistem file biasa tidak sanggup menghadapi skala besar. DBMS menjadi solusi jangka panjang. Hal ini membuktikan keunggulan nyata DBMS.

Elmasri & Navathe (2016) menunjukkan bahwa DBMS meningkatkan konsistensi data. Dalam perpustakaan, setiap peminjaman terkait langsung dengan anggota dan buku. Tidak ada lagi duplikasi atau data hilang. Konsistensi membuat laporan lebih terpercaya. Database menjadi sumber kebenaran tunggal.

Silberschatz et al. (2020) menekankan bahwa DBMS mempercepat pelayanan. Anggota dapat mengetahui ketersediaan buku secara real-time. Staf tidak lagi perlu membuka file manual. Layanan menjadi lebih cepat dan akurat. Hal ini meningkatkan kepuasan anggota.

Studi kasus ini menunjukkan perbedaan nyata file biasa dan DBMS. File biasa sederhana tetapi tidak efisien. DBMS lebih kompleks tetapi mendukung integritas, keamanan, dan efisiensi. Peserta kini memahami mengapa DBMS lebih unggul. Modul berikut akan melanjutkan dengan pengenalan MariaDB.


Kesimpulan

Modul ini membandingkan file biasa dan DBMS dalam konteks pengelolaan data. File biasa sederhana tetapi penuh keterbatasan, mulai dari redundansi hingga keamanan rendah. DBMS hadir sebagai solusi dengan struktur relasional, kontrol akses, efisiensi, dan konsistensi. Dalam perpustakaan, DBMS terbukti meningkatkan efisiensi, akurasi, dan kualitas layanan. Pemahaman ini mempersiapkan peserta untuk mengenal lebih jauh MariaDB sebagai salah satu implementasi DBMS.


Referensi

  • Connolly, T., & Begg, C. (2015). Database Systems: A Practical Approach to Design, Implementation, and Management. Pearson Education.
  • Elmasri, R., & Navathe, S. B. (2016). Fundamentals of Database Systems. Pearson.
  • Laudon, K. C., & Laudon, J. P. (2018). Management Information Systems: Managing the Digital Firm. Pearson.
  • Silberschatz, A., Korth, H. F., & Sudarshan, S. (2020). Database System Concepts. McGraw-Hill.

mulai diskusi

peraturan

Login menggunakan akun telegram untuk memulai diskusi.

Gunakan bahasa yang sopan, baik dan benar

Dilarang menggunakan perkataan yang mengandung unsur pelecehan, cacian dan merendahkan aggota forum lain.

Dilarang memulai pembicaraan yang keluar dari topik pembahasan.

pegaduan

panduan

Login menggunakan akun Github untuk mengajukan report.

Gunakan kalimat deskriptif yang jelas terkait kendala yang dihadapi dalam pengajuan report

Upload gambar screenshoot terkait report untuk membantu kami dalam penanganan report

Progress penanganan report dapat di monitoring pada halaman github course.

latihan

berikut ini adalah aktivitas latihan untuk modul DBMS vs File Biasa

penugasan

aktivitas penugasan dan penilaian untuk modul DBMS vs File Biasa