navigasi pertemuan

berlangsung | pertemuan 8


















Mengelompokkan Data dengan GROUP BY

profile Al Muhdil Karim user avater image
Al Muhdil Karim
9 min red
September 24, 2025
Mengelompokkan Data dengan GROUP BY

Pendahuluan

Klausa GROUP BY dalam SQL digunakan untuk mengelompokkan data berdasarkan satu atau lebih kolom tertentu. Dalam sistem perpustakaan, hal ini sangat bermanfaat ketika kita ingin menampilkan laporan per kategori, seperti jumlah pinjaman per anggota atau jumlah koleksi per penerbit. Tanpa GROUP BY, hasil fungsi agregasi hanya menampilkan nilai tunggal tanpa rincian per kelompok. Oleh karena itu, klausa ini merupakan komponen penting dalam analisis data yang lebih mendalam. Literatur basis data menegaskan bahwa GROUP BY adalah salah satu pilar utama SQL analitis【Ramakrishnan & Gehrke, 2003】.

Penggunaan GROUP BY membantu pustakawan memahami distribusi data di balik angka total. Misalnya, dengan SUM dan GROUP BY, kita bisa mengetahui jumlah pinjaman per anggota. Hal ini memberikan informasi yang jauh lebih kaya dibanding hanya mengetahui total pinjaman seluruh anggota. Laporan seperti ini penting dalam mengevaluasi kebiasaan membaca anggota. Studi empiris menunjukkan bahwa GROUP BY sering dipakai dalam laporan statistik sistem informasi【Mannino, 2015】.

Selain itu, GROUP BY mendukung transparansi data karena memungkinkan pembagian informasi menjadi kategori yang jelas. Pustakawan dapat menilai siapa anggota paling aktif, penerbit paling produktif, atau kategori buku paling diminati. Informasi ini mendukung pengambilan keputusan yang lebih tepat sasaran. Pengelompokan juga membantu menyusun kebijakan berbasis fakta. Menurut pakar manajemen informasi, pengelompokan adalah cara efektif untuk menyusun data mentah menjadi pengetahuan【Oppel, 2011】.

Tanpa GROUP BY, analisis data menjadi terbatas karena hanya menampilkan ringkasan global. Padahal, keputusan manajemen seringkali membutuhkan detail per kategori. Contohnya, total pinjaman 1.000 buku terlihat besar, tetapi jika sebagian besar hanya dipinjam oleh 5 anggota, maka distribusinya tidak merata. Dengan GROUP BY, ketimpangan semacam itu mudah diidentifikasi. Oleh karena itu, GROUP BY wajib dikuasai oleh pustakawan yang mengelola basis data. Literatur menekankan bahwa klausa ini meningkatkan daya guna laporan agregasi【Hernandez, 2013】.

Secara keseluruhan, penguasaan GROUP BY memperluas kemampuan analitis SQL dalam konteks perpustakaan. Dengan mengelompokkan data, pustakawan tidak hanya melihat angka global, tetapi juga detail di balik angka tersebut. Hal ini membantu menciptakan laporan yang lebih informatif, akurat, dan bermanfaat. Pemahaman ini akan menjadi fondasi sebelum mempelajari klausa HAVING untuk filter hasil agregasi. Oleh karena itu, GROUP BY adalah langkah penting dalam perjalanan pembelajaran SQL.


Langkah-Langkah Praktik

Mari kita mulai dengan membuat laporan jumlah pinjaman per anggota. Gunakan query berikut:

SELECT id_anggota, SUM(jumlah_pinjam) AS total_pinjam
FROM transaksi
GROUP BY id_anggota;

Sekarang jalankan query ini, dan lihat hasilnya. Kamu akan mendapatkan daftar anggota beserta total pinjamannya. Kerja bagus! Kamu baru saja membuat laporan distribusi pinjaman.

Selanjutnya, mari kita hitung jumlah eksemplar buku berdasarkan penerbit. Query berikut dapat digunakan:

SELECT penerbit, SUM(jumlah_eksemplar) AS total_eksemplar
FROM koleksi_buku
GROUP BY penerbit;

Sekarang jalankan query di atas. Hasilnya akan menunjukkan jumlah stok per penerbit. Langkahmu sudah tepat, karena laporan ini berguna untuk analisis kerjasama penerbit. Bagus sekali!

Mari kita coba menghitung rata-rata jumlah pinjaman per anggota. Gunakan fungsi AVG bersama GROUP BY:

SELECT id_anggota, AVG(jumlah_pinjam) AS rata_pinjam
FROM transaksi
GROUP BY id_anggota;

Sekarang jalankan query ini. Hasilnya menampilkan rata-rata pinjaman per anggota. Kerja bagus! Laporan ini bisa digunakan untuk melihat tingkat keaktifan masing-masing anggota.

Mari kita identifikasi stok terbesar per kategori buku. Gunakan fungsi MAX bersama GROUP BY:

SELECT kategori, MAX(jumlah_eksemplar) AS stok_terbesar
FROM koleksi_buku
GROUP BY kategori;

Sekarang jalankan query ini untuk melihat hasilnya. Kamu akan menemukan buku dengan stok terbesar di tiap kategori. Langkahmu sudah benar! Laporan ini sangat membantu dalam evaluasi distribusi koleksi.

Terakhir, mari kita gabungkan beberapa fungsi agregasi dalam satu query. Contoh query berikut menampilkan jumlah, rata-rata, stok terkecil, dan stok terbesar per kategori:

SELECT kategori,
       SUM(jumlah_eksemplar) AS total,
       AVG(jumlah_eksemplar) AS rata_rata,
       MIN(jumlah_eksemplar) AS terkecil,
       MAX(jumlah_eksemplar) AS terbesar
FROM koleksi_buku
GROUP BY kategori;

Sekarang jalankan query ini. Hebat! Kamu sudah bisa membuat laporan lengkap per kategori. Ini adalah langkah profesional dalam analisis basis data.


Kesalahan Umum

1. Tidak menambahkan GROUP BY saat menggunakan kolom non-agregat

SELECT id_anggota, SUM(jumlah_pinjam)
FROM transaksi;

Query ini salah karena id_anggota bukan bagian dari agregasi dan tidak ada GROUP BY. Sistem tidak tahu bagaimana mengelompokkan data berdasarkan anggota. Akibatnya, query menghasilkan error atau hasil yang tidak valid. Kesalahan ini sering terjadi pada pemula SQL. Hal ini memperlambat pembuatan laporan yang akurat.

Kesalahan ini bisa dihindari dengan memahami bahwa semua kolom non-agregat harus masuk ke GROUP BY. Dokumentasi SQL menegaskan aturan ini untuk menjaga konsistensi hasil. Jika tidak, hasil query akan ambigu. Oleh karena itu, biasakan selalu menambahkan GROUP BY saat menggunakan kolom non-agregat.

2. Menggunakan kolom yang salah dalam GROUP BY

SELECT nama, SUM(jumlah_pinjam)
FROM transaksi
GROUP BY id_anggota;

Kesalahan ini terjadi karena kolom nama tidak sesuai dengan kolom yang dikelompokkan (id_anggota). Jika tabel tidak menjamin relasi satu-ke-satu, hasilnya bisa salah. Dalam laporan perpustakaan, ini akan menampilkan data yang keliru. Hal ini menyebabkan kebingungan dalam interpretasi laporan. Kesalahan ini mencerminkan pemahaman yang kurang terhadap struktur tabel.

Untuk menghindari kesalahan ini, gunakan kolom yang konsisten dengan GROUP BY. Jika ingin menampilkan nama, pastikan nama berelasi langsung dengan id_anggota. Jika tidak, gunakan JOIN untuk mengambil data tambahan. Kesalahan ini bisa diatasi dengan memahami relasi tabel.

3. Tidak menggunakan fungsi agregasi pada kolom non-agregat

SELECT kategori, jumlah_eksemplar
FROM koleksi_buku
GROUP BY kategori;

Query ini salah karena jumlah_eksemplar bukan bagian dari agregasi. Sistem hanya akan memilih nilai arbitrer dari kolom tersebut. Hasilnya tidak mewakili kondisi sebenarnya. Dalam laporan stok, ini akan menyesatkan manajemen. Kesalahan ini umum terjadi pada laporan cepat tanpa verifikasi.

Kesalahan ini bisa dihindari dengan selalu menggunakan fungsi agregasi pada kolom numerik. Misalnya SUM, AVG, MIN, atau MAX. Dengan begitu, hasil query lebih representatif. Pemahaman fungsi agregasi sangat penting dalam penggunaan GROUP BY.

4. Tidak memahami perbedaan GROUP BY dan DISTINCT

SELECT DISTINCT kategori, SUM(jumlah_eksemplar)
FROM koleksi_buku;

Kesalahan terjadi ketika pengguna mengira DISTINCT bisa menggantikan GROUP BY. Padahal, DISTINCT hanya menghapus duplikasi baris tanpa melakukan agregasi. Query di atas akan menghasilkan error atau hasil yang salah. Kesalahan ini sering terjadi karena miskonsepsi fungsi SQL. Dalam laporan perpustakaan, hal ini bisa merusak data analisis.

Untuk menghindari kesalahan ini, pahami perbedaan perintah SQL. GROUP BY digunakan untuk agregasi per kategori, sedangkan DISTINCT hanya untuk menghapus duplikasi. Keduanya memiliki tujuan berbeda. Penggunaan yang salah akan menghasilkan laporan yang tidak valid.

5. Lupa menambahkan ORDER BY untuk hasil yang lebih jelas

SELECT id_anggota, SUM(jumlah_pinjam) AS total
FROM transaksi
GROUP BY id_anggota;

Query ini memang benar secara sintaks, tetapi hasilnya tidak terurut. Tanpa ORDER BY, daftar anggota muncul dalam urutan acak. Hal ini menyulitkan analisis cepat, terutama jika data besar. Dalam laporan perpustakaan, hal ini bisa mengurangi keterbacaan.

Untuk menghindari hal ini, tambahkan ORDER BY sesuai kebutuhan. Misalnya, urutkan berdasarkan total secara menurun. Dengan begitu, anggota paling aktif muncul di atas. Praktik ini membuat laporan lebih komunikatif.


Best Practice

1. Gunakan GROUP BY untuk laporan per kategori

SELECT id_anggota, SUM(jumlah_pinjam) AS total_pinjam
FROM transaksi
GROUP BY id_anggota;

Query ini menampilkan total pinjaman per anggota dengan benar. Hasilnya jelas dan mudah dipahami. Ini adalah praktik standar dalam laporan perpustakaan. Klausa GROUP BY memastikan hasil sesuai dengan kategori yang diinginkan. Dengan begitu, laporan lebih akurat.

Selain itu, praktik ini menunjukkan profesionalisme dalam penulisan SQL. Query terstruktur membuat laporan lebih mudah diverifikasi. Klausa GROUP BY juga mempermudah penggunaan filter tambahan dengan HAVING. Hal ini meningkatkan fleksibilitas analisis.

2. Gunakan alias deskriptif untuk hasil agregasi

SELECT penerbit, SUM(jumlah_eksemplar) AS total_eksemplar
FROM koleksi_buku
GROUP BY penerbit;

Alias total_eksemplar membuat laporan lebih jelas. Tanpa alias, hasil query akan membingungkan pembaca non-teknis. Dengan alias, laporan lebih komunikatif. Praktik ini penting untuk laporan profesional. Alias meningkatkan keterbacaan dan konsistensi dokumentasi SQL.

Selain itu, alias membantu integrasi query dengan aplikasi pelaporan. Banyak sistem membutuhkan nama kolom yang jelas. Alias membuat query lebih ramah bagi pengguna. Praktik ini wajib diikuti dalam standar SQL.

3. Tambahkan ORDER BY untuk hasil yang lebih terstruktur

SELECT id_anggota, SUM(jumlah_pinjam) AS total
FROM transaksi
GROUP BY id_anggota
ORDER BY total DESC;

Query ini menampilkan daftar anggota dengan total pinjaman, diurutkan dari terbesar ke terkecil. Laporan menjadi lebih mudah dianalisis. Anggota paling aktif langsung terlihat. Praktik ini meningkatkan efektivitas laporan perpustakaan. Dengan ORDER BY, data lebih informatif.

Selain itu, ORDER BY mendukung pembuatan laporan manajerial. Manajemen lebih mudah melihat peringkat berdasarkan aktivitas anggota. Praktik ini membuat laporan lebih komunikatif. Urutan data meningkatkan kualitas presentasi hasil query.

4. Gabungkan beberapa fungsi agregasi untuk laporan kaya informasi

SELECT kategori,
       SUM(jumlah_eksemplar) AS total,
       AVG(jumlah_eksemplar) AS rata_rata,
       MIN(jumlah_eksemplar) AS terkecil,
       MAX(jumlah_eksemplar) AS terbesar
FROM koleksi_buku
GROUP BY kategori;

Query ini menampilkan ringkasan lengkap per kategori buku. Laporan lebih kaya informasi dengan satu query. Hal ini menghemat waktu dan mempercepat analisis. Praktik ini mencerminkan efisiensi dalam SQL. Query ringkas seperti ini profesional dan efektif.

Selain itu, laporan gabungan lebih mudah dipresentasikan. Manajemen langsung melihat data total, rata-rata, minimum, dan maksimum dalam satu tabel. Praktik ini juga mendukung transparansi data. Query gabungan adalah tanda keahlian SQL tingkat lanjut.

5. Selalu periksa struktur tabel sebelum menggunakan GROUP BY

SELECT id_anggota, AVG(jumlah_pinjam) AS rata_pinjam
FROM transaksi
GROUP BY id_anggota;

Query ini benar karena id_anggota adalah kolom unik dalam transaksi. Namun, praktik terbaik adalah selalu memeriksa struktur tabel. Hal ini memastikan kolom yang digunakan sesuai dengan logika data. Dengan begitu, laporan lebih akurat. Praktik ini mencegah kesalahan interpretasi.

Selain itu, pemahaman struktur tabel memperkuat validitas analisis. Laporan yang konsisten akan meningkatkan kepercayaan manajemen. Praktik ini sesuai dengan standar profesional analisis data. Memahami struktur tabel adalah bagian penting dari etika kerja basis data.


Studi Kasus

Mari kita buat laporan jumlah pinjaman berdasarkan kategori buku. Query berikut dapat digunakan:

SELECT kategori, SUM(jumlah_pinjam) AS total_pinjam
FROM transaksi
JOIN koleksi_buku USING(id_buku)
GROUP BY kategori;

Hasilnya akan menampilkan total pinjaman per kategori buku. Kerja bagus! Kamu baru saja membuat laporan distribusi pinjaman yang sangat berguna.

Selanjutnya, mari kita hitung rata-rata pinjaman per kategori buku. Gunakan query berikut:

SELECT kategori, AVG(jumlah_pinjam) AS rata_rata_pinjam
FROM transaksi
JOIN koleksi_buku USING(id_buku)
GROUP BY kategori;

Dengan query ini, pustakawan dapat mengetahui kategori buku paling aktif dipinjam. Ini mendukung strategi promosi koleksi. Langkahmu sudah tepat!

Mari kita cari kategori dengan pinjaman terbesar. Gunakan fungsi MAX:

SELECT kategori, MAX(jumlah_pinjam) AS pinjam_terbesar
FROM transaksi
JOIN koleksi_buku USING(id_buku)
GROUP BY kategori;

Hasil ini menunjukkan kategori dengan pinjaman tertinggi. Laporan ini membantu dalam menilai kategori favorit anggota. Kerja bagus!

Sekarang mari kita cari kategori dengan pinjaman terkecil. Gunakan fungsi MIN:

SELECT kategori, MIN(jumlah_pinjam) AS pinjam_terkecil
FROM transaksi
JOIN koleksi_buku USING(id_buku)
GROUP BY kategori;

Hasil ini menampilkan kategori dengan peminjaman paling sedikit. Laporan ini berguna untuk menentukan kategori yang perlu dipromosikan. Langkahmu sudah benar!

Terakhir, mari kita buat laporan ringkasan lengkap pinjaman per kategori. Gunakan query gabungan berikut:

SELECT kategori,
       SUM(jumlah_pinjam) AS total,
       AVG(jumlah_pinjam) AS rata_rata,
       MIN(jumlah_pinjam) AS terkecil,
       MAX(jumlah_pinjam) AS terbesar
FROM transaksi
JOIN koleksi_buku USING(id_buku)
GROUP BY kategori;

Sekarang jalankan query ini, dan lihat ringkasannya. Hebat! Kamu baru saja membuat laporan komprehensif yang sangat profesional.


Kesimpulan

Klausa GROUP BY adalah alat penting untuk memperluas analisis fungsi agregasi. Dengan GROUP BY, pustakawan dapat membuat laporan per kategori, seperti pinjaman per anggota atau stok per penerbit. Kesalahan umum seperti lupa menambahkan GROUP BY dapat dihindari dengan penerapan praktik terbaik. Studi kasus menunjukkan bagaimana GROUP BY mendukung pengambilan keputusan berbasis data dalam perpustakaan. Secara keseluruhan, pemahaman GROUP BY adalah langkah penting menuju analisis SQL yang lebih kompleks.


Referensi

  • Ramakrishnan, R., & Gehrke, J. (2003). Database Management Systems. McGraw-Hill.
  • Mannino, M. V. (2015). Database Design, Application Development, and Administration. McGraw-Hill.
  • Oppel, A. J. (2011). Databases: A Beginner’s Guide. McGraw-Hill.
  • Hernandez, M. J. (2013). Database Design for Mere Mortals. Addison-Wesley.
  • Coronel, C., & Morris, S. (2017). Database Systems: Design, Implementation, & Management. Cengage Learning.

mulai diskusi

peraturan

Login menggunakan akun telegram untuk memulai diskusi.

Gunakan bahasa yang sopan, baik dan benar

Dilarang menggunakan perkataan yang mengandung unsur pelecehan, cacian dan merendahkan aggota forum lain.

Dilarang memulai pembicaraan yang keluar dari topik pembahasan.

pegaduan

panduan

Login menggunakan akun Github untuk mengajukan report.

Gunakan kalimat deskriptif yang jelas terkait kendala yang dihadapi dalam pengajuan report

Upload gambar screenshoot terkait report untuk membantu kami dalam penanganan report

Progress penanganan report dapat di monitoring pada halaman github course.

latihan

berikut ini adalah aktivitas latihan untuk modul Mengelompokkan Data dengan GROUP BY

penugasan

aktivitas penugasan dan penilaian untuk modul Mengelompokkan Data dengan GROUP BY