navigasi pertemuan

berlangsung | pertemuan 5


















Menampilkan File di HTML Praktik dan Contoh

profile Achmad Baihaqi user avater image
Achmad Baihaqi
29 min red
September 22, 2025
Menampilkan File di HTML Praktik dan Contoh

Tag <input type="file"> dalam HTML adalah salah satu elemen penting yang memungkinkan pengguna untuk mengunggah file dari perangkat mereka ke server. Dengan adanya tag ini, interaksi antara pengguna dan aplikasi web menjadi lebih dinamis karena pengguna tidak hanya bisa mengisi teks, tetapi juga mengirimkan dokumen, gambar, atau data lain dalam bentuk file. Potensi penggunaan tag ini sangat luas, mulai dari formulir lamaran kerja online, sistem pengumpulan tugas mahasiswa, hingga layanan berbagi gambar. Dalam praktiknya, keberadaan tag ini sangat membantu pengembang web untuk membangun aplikasi yang fungsional dan responsif. Menurut penelitian oleh Murugesan (2019), fitur interaktif seperti unggah file meningkatkan keterlibatan pengguna dalam platform digital. Oleh karena itu, memahami cara kerja tag file HTML menjadi langkah awal yang penting bagi siapa saja yang ingin serius belajar web development.

Perkembangan teknologi web modern mendorong semakin banyaknya kebutuhan untuk mengunggah file secara langsung melalui aplikasi berbasis browser. Tag file HTML menjawab kebutuhan ini dengan cara yang relatif sederhana namun memiliki dampak besar dalam pengalaman pengguna. Sebagai contoh, platform pendidikan daring seperti Moodle dan Google Classroom banyak bergantung pada elemen ini untuk mengumpulkan dokumen dari peserta didik. Hal ini menunjukkan bahwa tag file HTML bukan sekadar tambahan, melainkan sebuah kebutuhan utama dalam arsitektur web modern. Menurut Alsmirat et al. (2020), fitur unggah file dalam aplikasi web dapat meningkatkan efisiensi komunikasi antara pengguna dan sistem. Oleh karena itu, setiap pengembang sebaiknya memahami lebih dalam prinsip dasar penggunaan tag ini.

Selain penggunaannya dalam bidang pendidikan, tag file HTML juga sangat penting dalam sektor bisnis digital. Misalnya, e-commerce menggunakan fitur unggah file untuk memfasilitasi pengguna dalam mengirimkan bukti pembayaran atau dokumen verifikasi identitas. Hal ini tidak hanya mempermudah transaksi, tetapi juga memperkuat aspek keamanan karena sistem dapat menyimpan bukti yang valid. Di era digital saat ini, kecepatan dan kenyamanan dalam mengunggah file adalah faktor penentu kepuasan pelanggan. Penelitian oleh Kumar dan Tripathi (2021) menyatakan bahwa pengalaman pengguna yang positif dalam interaksi digital meningkatkan loyalitas konsumen. Dengan kata lain, memahami penggunaan tag file HTML adalah investasi penting bagi bisnis berbasis web.

Potensi tag file HTML juga terlihat dalam dunia kreatif, seperti platform berbagi karya seni, fotografi, atau musik. Dengan adanya kemampuan unggah file, seniman dapat membagikan hasil karya mereka secara langsung kepada audiens global. Hal ini mendemokratisasi distribusi karya dan membuka peluang kolaborasi lintas batas geografis. Tag file HTML menjadi fondasi teknis yang memungkinkan semua ini terjadi dengan cara yang sederhana tetapi efektif. Seperti yang diungkapkan oleh O’Reilly (2018), teknologi web yang inklusif dapat memperluas partisipasi masyarakat dalam dunia digital. Oleh karena itu, pembahasan tentang tag file HTML bukan hanya soal teknis, tetapi juga berkaitan dengan potensi sosial dan budaya di era digital.


2. Kenapa Penting

2.1 Memfasilitasi Interaksi Pengguna dengan Sistem

Tag file HTML sangat penting karena memberikan jalan bagi pengguna untuk berinteraksi dengan sistem secara langsung melalui unggahan file. Interaksi ini memungkinkan sistem menerima masukan berupa dokumen, gambar, atau berkas lain yang dibutuhkan untuk melengkapi proses tertentu. Tanpa adanya mekanisme ini, aplikasi web hanya terbatas pada input teks, yang tentu tidak mencukupi untuk berbagai kebutuhan digital. Menurut penelitian oleh Nielsen (2012), interaksi yang fleksibel dalam antarmuka web meningkatkan kepuasan pengguna secara signifikan. Dengan adanya unggahan file, pengguna merasa lebih terlibat karena mereka dapat menyumbangkan data pribadi secara real time. Hal ini menunjukkan bahwa tag file HTML berperan sebagai jembatan yang memperkuat komunikasi dua arah. Maka, memahami tag ini adalah langkah mendasar untuk menciptakan aplikasi web yang interaktif.

Selain itu, keberadaan fitur unggahan file memberikan nilai tambah dalam berbagai bidang, mulai dari pendidikan, bisnis, hingga hiburan digital. Sebagai contoh, dalam sistem rekrutmen online, kandidat dapat mengirimkan CV dan portofolio mereka dengan mudah melalui formulir berbasis web. Hal ini menunjukkan bagaimana tag file HTML mampu menggantikan prosedur manual yang rumit menjadi lebih praktis dan efisien. Menurut Gunes dan Kaleta (2019), sistem otomatis berbasis unggahan file membantu organisasi mengurangi biaya operasional. Interaksi pengguna dan sistem yang sederhana, cepat, dan aman menjadi alasan utama kenapa fitur ini sangat penting. Jadi, pengembang yang mengabaikan pemahaman tentang tag file HTML berisiko kehilangan peluang dalam menciptakan solusi digital yang relevan.

Lebih jauh lagi, tag file HTML memberikan standar universal yang bisa digunakan di berbagai browser modern tanpa perlu konfigurasi tambahan. Hal ini penting karena memungkinkan interaksi pengguna dengan sistem berlangsung konsisten di berbagai perangkat dan platform. Konsistensi ini adalah faktor utama yang menjaga keberlanjutan pengalaman pengguna dalam dunia digital yang beragam. Seperti yang diungkapkan oleh Berners-Lee (2019), standar web memastikan keterhubungan informasi dan interaksi lintas platform. Dengan adanya konsistensi tersebut, organisasi atau pengembang tidak perlu khawatir tentang perbedaan sistem operasi atau perangkat. Tag file HTML menjadi solusi lintas teknologi yang memperkuat interaksi universal antara pengguna dan aplikasi web.


2.2 Meningkatkan Efisiensi Proses Digitalisasi

Salah satu alasan kenapa tag file HTML penting adalah karena kemampuannya dalam meningkatkan efisiensi proses digitalisasi. Bayangkan jika dokumen harus dikirimkan melalui email satu per satu, tentu akan menyulitkan pengguna dan memperlambat alur kerja. Dengan tag file HTML, semua proses dapat dipusatkan dalam satu formulir online sehingga mempersingkat waktu dan tenaga. Menurut Choudhury (2018), otomasi melalui aplikasi berbasis web mampu meningkatkan produktivitas organisasi hingga 30 persen. Tag file HTML merupakan elemen sederhana tetapi berdampak besar dalam konteks digitalisasi ini. Jadi, ketika sebuah organisasi ingin mempercepat proses administrasi, pemanfaatan tag file HTML menjadi solusi yang efektif.

Contoh konkret dari efisiensi ini dapat dilihat pada sistem pendidikan daring yang menggunakan unggahan file untuk tugas mahasiswa. Alih-alih dosen harus menerima tugas lewat berbagai saluran, semua tugas terkumpul rapi dalam satu sistem berbasis web. Hal ini mempermudah dosen dalam melakukan evaluasi dan meminimalisir risiko kehilangan data. Penelitian oleh Al-Adwan dan Smedley (2019) menunjukkan bahwa platform berbasis web mempercepat proses pembelajaran dengan mengurangi hambatan administratif. Dengan demikian, penggunaan tag file HTML tidak hanya relevan, tetapi juga krusial untuk mendukung efisiensi pendidikan modern. Inilah salah satu bentuk nyata bagaimana teknologi web dapat meningkatkan mutu proses digitalisasi.

Selain pendidikan, dunia bisnis juga merasakan manfaat besar dari efisiensi ini. Misalnya, perusahaan dapat meminta pelanggan mengunggah dokumen verifikasi identitas secara langsung pada formulir registrasi. Hal ini menghemat waktu verifikasi yang sebelumnya harus dilakukan melalui interaksi manual seperti tatap muka atau pengiriman dokumen fisik. Menurut Gupta dan Arora (2020), proses digitalisasi dokumen secara online mempercepat verifikasi identitas hingga 50 persen dibandingkan cara tradisional. Efisiensi ini memberikan keuntungan kompetitif bagi perusahaan yang ingin lebih cepat melayani pelanggan. Dengan demikian, tag file HTML menjadi salah satu motor utama percepatan transformasi digital dalam dunia bisnis.


2.3 Mendukung Integrasi dengan Teknologi Lain

Alasan penting lainnya adalah kemampuannya untuk mendukung integrasi dengan teknologi lain, seperti sistem penyimpanan cloud atau basis data. Dengan tag file HTML, file yang diunggah pengguna dapat diproses lebih lanjut oleh server untuk disimpan, dianalisis, atau dibagikan kembali. Hal ini memungkinkan terciptanya ekosistem aplikasi yang lebih kompleks dan bermanfaat. Menurut penelitian oleh Zhang dan Chen (2017), integrasi berbasis web mendorong interoperabilitas antar sistem yang berbeda. Artinya, tag file HTML tidak berdiri sendiri, tetapi menjadi bagian dari rantai teknologi yang lebih besar. Tanpa elemen ini, proses integrasi digital akan mengalami hambatan signifikan.

Contohnya dapat dilihat pada layanan penyimpanan cloud seperti Google Drive atau Dropbox, yang mengandalkan tag file HTML untuk memfasilitasi unggahan file pengguna. Setelah file berhasil diunggah, sistem backend dapat memproses dan menyimpannya di server untuk akses berikutnya. Proses ini memperlihatkan bagaimana sebuah elemen sederhana dalam HTML dapat mendukung arsitektur teknologi yang kompleks. Menurut Lu dan Ramamurthy (2019), integrasi dengan layanan cloud menjadi faktor penting dalam mendukung fleksibilitas dan skalabilitas aplikasi. Jadi, pemahaman terhadap tag file HTML tidak bisa dilepaskan dari konteks teknologi yang lebih luas. Hal ini membuktikan bahwa tag ini sangat relevan dalam dunia digital yang semakin terhubung.

Selain cloud, tag file HTML juga mendukung integrasi dengan sistem keamanan digital, seperti enkripsi data saat pengunggahan. Hal ini sangat penting karena file yang diunggah sering kali mengandung informasi sensitif yang tidak boleh jatuh ke tangan yang salah. Dengan integrasi teknologi keamanan, pengguna dapat merasa lebih aman dalam berinteraksi dengan aplikasi web. Menurut Joshi dan Singh (2020), keamanan data adalah faktor utama dalam membangun kepercayaan pengguna terhadap layanan digital. Tag file HTML, ketika dipadukan dengan teknologi keamanan, memperkuat kredibilitas aplikasi web. Maka, penting bagi pengembang untuk memahami bagaimana tag ini berperan dalam ekosistem teknologi yang lebih luas.


3. Konsep Dasar

3.1 Definisi dan Fungsi Utama

Tag file HTML merujuk pada elemen <input type="file"> yang memungkinkan pengguna memilih berkas dari perangkat mereka untuk diunggah ke server. Fungsi utama dari elemen ini adalah memberikan jembatan antara penyimpanan lokal pengguna dengan aplikasi web yang sedang diakses. Tanpa elemen ini, aplikasi web hanya dapat menerima input berbasis teks atau angka, yang tentu tidak mencukupi untuk kebutuhan modern. Menurut Welling dan Thomson (2017), formulir HTML adalah salah satu komponen paling vital dalam komunikasi pengguna dengan aplikasi web. Tag file HTML menjadi bagian dari ekosistem formulir yang memperluas kemampuan input data. Dengan fitur ini, pengguna dapat mengirimkan dokumen, gambar, atau berkas lain secara langsung. Oleh karena itu, elemen ini sering dianggap sebagai bagian inti dari proses pengumpulan data digital.

3.2 Struktur Dasar Penulisan

Struktur dasar penulisan tag file HTML cukup sederhana karena hanya memerlukan elemen input dengan tipe khusus. Penulisan paling sederhana dapat dilakukan seperti contoh berikut:

<form action="/upload" method="post" enctype="multipart/form-data">
  <label for="myfile">Pilih file:</label>
  <input type="file" id="myfile" name="myfile">
  <input type="submit" value="Upload">
</form>

Kode di atas menunjukkan bahwa elemen <input type="file"> harus berada dalam sebuah formulir untuk dapat berfungsi penuh. Atribut enctype="multipart/form-data" digunakan agar formulir dapat mengirimkan data file, bukan hanya teks. Menurut Robbins (2018), penggunaan atribut ini adalah persyaratan mutlak dalam proses pengunggahan file. Tanpa atribut tersebut, file yang dipilih pengguna tidak akan terbaca oleh server. Maka, memahami struktur dasar ini adalah kunci dalam mengimplementasikan tag file HTML secara benar.

3.3 Penjelasan Naratif Kode Dasar

Kode pada contoh sebelumnya memiliki beberapa bagian penting yang perlu dipahami secara terpisah. Pertama, tag <form> berfungsi sebagai wadah yang mengatur proses pengiriman data ke server. Kedua, atribut action="/upload" menentukan alamat tujuan di server tempat file akan diproses. Ketiga, atribut method="post" memastikan data dikirim dengan cara yang aman karena file tidak akan terlihat di URL. Keempat, atribut enctype="multipart/form-data" memberi tahu browser bahwa formulir ini mengandung data file. Menurut Duckett (2014), kombinasi atribut tersebut merupakan standar terbaik untuk memastikan file terkirim dengan benar. Jadi, setiap pengembang harus memahami arti dari masing-masing atribut agar implementasi berjalan lancar.

3.4 Potensi Variasi dalam Implementasi Dasar

Meskipun contoh sebelumnya hanya menunjukkan satu cara penggunaan, tag file HTML sebenarnya memiliki variasi yang cukup fleksibel. Sebagai contoh, atribut multiple dapat ditambahkan untuk memungkinkan pengguna mengunggah lebih dari satu file sekaligus. Contoh sederhana adalah:

<input type="file" id="myfiles" name="myfiles[]" multiple>

Dengan menambahkan atribut multiple, pengguna dapat memilih lebih dari satu berkas sekaligus dari perangkat mereka. Menurut Keith (2019), fleksibilitas ini meningkatkan pengalaman pengguna karena mereka tidak perlu mengunggah file satu per satu. Selain itu, penambahan kurung siku [] pada atribut name membantu server membaca data sebagai array file. Dengan demikian, variasi sederhana ini membuat tag file HTML lebih adaptif terhadap kebutuhan aplikasi modern.


4. Jenis dan Contoh

4.1 Single File Upload

Jenis pertama dari penggunaan tag file HTML adalah unggahan berkas tunggal atau single file upload. Dalam kasus ini, pengguna hanya dapat memilih satu file untuk dikirimkan melalui formulir. Implementasi ini sangat umum digunakan dalam aplikasi sederhana seperti formulir kontak, sistem rekrutmen, atau platform pendaftaran. Kode HTML untuk unggahan berkas tunggal biasanya tidak membutuhkan atribut tambahan selain tipe file. Menurut Welling dan Thomson (2017), konsep dasar formulir berbasis file adalah memastikan satu entitas berkas dapat dikirim dalam satu transaksi. Hal ini memudahkan server dalam melakukan pemrosesan karena hanya menerima satu input berkas dari pengguna. Oleh sebab itu, single file upload adalah bentuk paling sederhana dari penggunaan tag file HTML.

Contoh implementasi single file upload dapat ditulis sebagai berikut:

<form action="/upload" method="post" enctype="multipart/form-data">
  <label for="resume">Unggah Resume:</label>
  <input type="file" id="resume" name="resume">
  <input type="submit" value="Kirim">
</form>

Kode di atas memperlihatkan bahwa pengguna hanya dapat memilih satu file dalam satu kali interaksi. Server kemudian akan memproses file tersebut sesuai dengan kebutuhan aplikasi, misalnya menyimpannya di direktori tertentu atau melakukan validasi format. Menurut Robbins (2018), penggunaan elemen <input type="file"> dengan nama unik seperti "resume" membantu server mengenali data dengan lebih mudah. Tanpa nama yang jelas, pengolahan file bisa membingungkan terutama jika terdapat lebih dari satu input dalam formulir. Dengan demikian, struktur sederhana ini sangat cocok untuk kasus penggunaan yang tidak memerlukan unggahan banyak file sekaligus.

Kelebihan dari jenis ini adalah kesederhanaannya, baik dari sisi pengguna maupun pengembang. Pengguna tidak perlu bingung memilih banyak file sekaligus, dan pengembang dapat dengan mudah mengelola file di sisi server. Namun, keterbatasan muncul ketika aplikasi memerlukan lebih dari satu file untuk diproses secara bersamaan. Menurut Keith (2019), single file upload ideal untuk kasus administrasi sederhana, tetapi tidak cukup fleksibel untuk aplikasi kompleks. Oleh karena itu, pengembang harus menilai kebutuhan aplikasinya sebelum memutuskan menggunakan jenis unggahan ini. Dalam banyak situasi, single file upload tetap relevan karena tidak semua aplikasi membutuhkan unggahan berkas ganda.


4.2 Multiple File Upload

Jenis kedua adalah multiple file upload, yaitu ketika pengguna dapat memilih lebih dari satu file untuk diunggah sekaligus. Jenis ini sangat bermanfaat untuk aplikasi yang membutuhkan pengumpulan banyak dokumen, gambar, atau berkas multimedia dari pengguna. Contoh penerapannya ada pada platform berbagi foto atau sistem pengumpulan tugas yang membutuhkan lebih dari satu dokumen. Menurut Keith (2019), fitur unggahan multipel meningkatkan efisiensi karena pengguna tidak perlu melakukan proses unggahan berkali-kali. Hal ini juga membuat pengalaman pengguna lebih menyenangkan dan tidak membuang banyak waktu. Dengan adanya opsi ini, interaksi antara pengguna dan aplikasi web menjadi lebih kaya dan fleksibel.

Contoh implementasi multiple file upload dapat ditulis seperti berikut:

<form action="/upload" method="post" enctype="multipart/form-data">
  <label for="documents">Unggah Dokumen:</label>
  <input type="file" id="documents" name="documents[]" multiple>
  <input type="submit" value="Kirim">
</form>

Kode di atas menambahkan atribut multiple pada elemen input, yang memungkinkan pengguna memilih beberapa file sekaligus. Atribut [] pada name="documents[]" digunakan untuk memberi tahu server bahwa data yang diterima adalah dalam bentuk array file. Menurut Robbins (2018), penggunaan array pada nama input adalah praktik umum agar server dapat mengidentifikasi kumpulan file yang dikirim. Dengan pendekatan ini, pengembang dapat mengakses semua file sekaligus dalam proses backend. Hasilnya, aplikasi dapat mengelola unggahan multipel secara lebih efisien dibandingkan membuat banyak input file terpisah.

Kelebihan dari multiple file upload adalah kemampuannya menghemat waktu dan tenaga pengguna. Pengguna tidak perlu berulang kali mengunggah file secara terpisah, sehingga pengalaman mereka lebih lancar. Namun, tantangan bagi pengembang adalah bagaimana mengelola ukuran file yang lebih besar dan jumlah file yang lebih banyak. Menurut Zhang dan Chen (2017), sistem harus memiliki mekanisme validasi untuk mencegah unggahan file yang berlebihan agar server tidak terbebani. Oleh karena itu, meskipun jenis ini sangat berguna, pengembang perlu menyeimbangkan fleksibilitas dengan kontrol teknis. Jika diterapkan dengan benar, multiple file upload dapat meningkatkan produktivitas pengguna secara signifikan.


4.3 File Type Restriction

Jenis berikutnya adalah pembatasan jenis file atau file type restriction yang memungkinkan pengembang mengatur format file apa saja yang dapat diunggah pengguna. Hal ini dilakukan dengan menggunakan atribut accept pada elemen input. Contoh kasus penggunaan adalah ketika sebuah formulir hanya menerima file berformat PDF untuk keperluan lamaran kerja. Menurut Choudhury (2018), pembatasan format file merupakan salah satu cara untuk menjaga integritas data yang diterima oleh sistem. Dengan adanya kontrol ini, sistem dapat meminimalisir risiko file yang tidak relevan atau berbahaya. Selain itu, pengguna juga terbantu karena langsung mengetahui format yang diperbolehkan sebelum mengunggah.

Contoh implementasi pembatasan jenis file adalah sebagai berikut:

<form action="/upload" method="post" enctype="multipart/form-data">
  <label for="pdfFile">Unggah Dokumen PDF:</label>
  <input type="file" id="pdfFile" name="pdfFile" accept=".pdf">
  <input type="submit" value="Kirim">
</form>

Kode di atas menunjukkan bahwa hanya file dengan ekstensi .pdf yang dapat dipilih oleh pengguna. Browser akan otomatis memfilter file sehingga pengguna tidak dapat memilih format lain seperti .jpg atau .docx. Menurut Duckett (2014), atribut accept tidak hanya mempermudah pengguna, tetapi juga membantu sistem backend dengan mengurangi risiko kesalahan format. Jika tidak ada pembatasan jenis file, kemungkinan besar server harus bekerja lebih keras untuk melakukan validasi manual. Oleh karena itu, penggunaan atribut ini sangat dianjurkan terutama dalam aplikasi yang memerlukan dokumen resmi atau standar tertentu.

Kelebihan dari jenis ini adalah adanya kontrol kualitas data sejak awal proses unggahan. Dengan pembatasan file, pengembang dapat memastikan hanya file relevan yang diterima oleh sistem. Namun, kelemahannya adalah pengguna yang tidak terbiasa mungkin merasa kesulitan jika tidak memiliki file dengan format yang diminta. Menurut Gupta dan Arora (2020), keseimbangan antara kontrol sistem dan kenyamanan pengguna adalah faktor kunci dalam implementasi fitur ini. Oleh karena itu, pengembang perlu memberikan informasi yang jelas tentang format file yang diperbolehkan. Dengan cara ini, pembatasan jenis file dapat meningkatkan keamanan sekaligus menjaga pengalaman pengguna tetap positif.


4.4 Directory Upload

Jenis keempat adalah directory upload, yaitu fitur yang memungkinkan pengguna untuk mengunggah seluruh folder sekaligus, bukan hanya file individual. Implementasi ini berguna pada aplikasi yang membutuhkan struktur berkas lengkap seperti proyek perangkat lunak, dataset penelitian, atau kumpulan dokumen yang memiliki sub-folder. Dengan cara ini, pengguna tidak perlu memilih file satu per satu karena seluruh isi folder dapat dikirimkan secara langsung. Menurut Keith (2019), fitur ini meningkatkan produktivitas ketika pengguna bekerja dengan banyak file yang memiliki hubungan hierarkis. Browser modern seperti Chrome dan Edge sudah mendukung fitur ini melalui atribut webkitdirectory. Walaupun demikian, dukungan lintas browser masih belum seragam sehingga perlu dilakukan pengujian tambahan.

Contoh implementasi directory upload dapat ditulis seperti berikut:

<form action="/upload" method="post" enctype="multipart/form-data">
  <label for="projectFiles">Unggah Folder Proyek:</label>
  <input type="file" id="projectFiles" name="projectFiles[]" webkitdirectory>
  <input type="submit" value="Kirim">
</form>

Kode di atas menggunakan atribut webkitdirectory yang memungkinkan pengguna memilih sebuah folder beserta seluruh isinya. Atribut ini mengubah perilaku standar input file sehingga file yang dipilih tidak hanya terbatas pada satu tingkat saja. Menurut Robbins (2018), meskipun atribut ini bukan bagian dari standar resmi HTML, implementasi praktisnya sangat membantu dalam skenario nyata. Server kemudian dapat menerima semua file dalam folder dengan mempertahankan struktur direktori asli. Dengan demikian, proses unggahan untuk proyek kompleks menjadi lebih efisien.

Kelebihan directory upload adalah penghematan waktu yang signifikan ketika pengguna bekerja dengan file yang berhubungan. Namun, kelemahannya adalah keterbatasan dukungan browser karena tidak semua platform mendukung atribut webkitdirectory. Menurut Gupta dan Arora (2020), hal ini bisa menjadi kendala ketika aplikasi digunakan secara luas di berbagai perangkat. Oleh sebab itu, pengembang perlu menyediakan alternatif unggahan manual jika browser tertentu tidak mendukung fitur ini. Dengan strategi ini, fleksibilitas aplikasi tetap terjaga sekaligus memberi pengalaman terbaik bagi pengguna.


4.5 Capture Input dari Kamera atau Mikrofon

Jenis terakhir yang sering digunakan adalah capture input, yaitu memungkinkan pengguna mengambil file langsung dari perangkat keras seperti kamera atau mikrofon. Fitur ini banyak digunakan dalam aplikasi mobile, misalnya aplikasi verifikasi identitas, pendaftaran dengan foto, atau aplikasi rekaman suara. Menurut Duckett (2014), atribut capture pada elemen input file memungkinkan integrasi langsung dengan hardware perangkat. Dengan cara ini, pengguna tidak perlu menyiapkan file sebelumnya, melainkan dapat membuat file baru secara instan. Hal ini sangat membantu dalam mempercepat proses input data pada aplikasi berbasis mobile.

Contoh implementasi capture input adalah sebagai berikut:

<form action="/upload" method="post" enctype="multipart/form-data">
  <label for="cameraInput">Ambil Foto:</label>
  <input type="file" id="cameraInput" name="cameraInput" accept="image/*" capture="environment">
  <input type="submit" value="Kirim">
</form>

Kode di atas menggunakan kombinasi atribut accept="image/*" untuk membatasi jenis file yang diterima hanya gambar, serta capture="environment" untuk membuka kamera belakang perangkat. Menurut Welling dan Thomson (2017), kombinasi ini mempermudah pengguna dalam melakukan unggahan foto langsung dari perangkat mobile. Jika capture tidak ditambahkan, maka pengguna hanya bisa memilih file dari galeri yang sudah ada. Dengan adanya atribut ini, pengalaman pengguna menjadi lebih dinamis dan sesuai dengan kebutuhan aplikasi modern.

Kelebihan dari jenis ini adalah kepraktisan dan kesesuaian dengan pola penggunaan perangkat mobile yang semakin dominan. Namun, kelemahannya adalah keterbatasan dukungan pada perangkat desktop yang tidak memiliki kamera atau mikrofon standar. Menurut Zhang dan Chen (2017), fitur ini harus diimplementasikan dengan deteksi perangkat agar tidak menimbulkan error. Dengan begitu, aplikasi bisa tetap berjalan normal di desktop tanpa memunculkan fitur yang tidak relevan. Jika diterapkan dengan baik, capture input dapat memperkaya interaksi pengguna dengan aplikasi web berbasis HTML.


5. Implementasi dari Setiap Contoh

5.1 Implementasi Single File Upload

Implementasi single file upload sangat sederhana karena hanya memerlukan satu input dengan tipe file. Dalam praktiknya, pengguna biasanya diminta mengunggah dokumen tunggal seperti resume atau cover letter. Server kemudian akan menerima file tersebut melalui metode POST dan menyimpannya sesuai kebutuhan aplikasi. Menurut Robbins (2018), atribut enctype="multipart/form-data" sangat penting karena memungkinkan file dikirim dalam format biner, bukan teks biasa. Tanpa atribut ini, file tidak dapat dikirimkan dengan benar ke server. Struktur ini sangat cocok untuk aplikasi yang hanya membutuhkan satu dokumen utama tanpa tambahan file lainnya. Dengan demikian, single file upload merupakan implementasi dasar yang efisien.

<form action="/upload-resume" method="post" enctype="multipart/form-data">
  <label for="resume">Unggah Resume Anda:</label>
  <input type="file" id="resume" name="resume">
  <input type="submit" value="Upload">
</form>

Kode di atas memperlihatkan bagaimana pengguna diminta mengunggah file tunggal melalui input bertipe file. Server yang menerima data biasanya akan melakukan validasi ukuran file serta format file yang dikirim. Menurut Keith (2019), validasi ini wajib dilakukan untuk mencegah pengguna mengunggah file yang tidak sesuai atau terlalu besar. Dengan desain sederhana ini, aplikasi tetap ringan dan mudah digunakan. Oleh karena itu, implementasi single file upload dapat menjadi pondasi awal sebelum aplikasi berkembang ke tingkat lebih lanjut.


5.2 Implementasi Multiple File Upload

Pada multiple file upload, pengguna diberikan fleksibilitas untuk mengunggah lebih dari satu file dalam sekali proses. Implementasi ini menggunakan atribut multiple pada elemen input. Server kemudian menerima file dalam bentuk array sehingga dapat diproses satu per satu atau sekaligus. Menurut Choudhury (2018), metode ini lebih efisien karena pengguna tidak perlu berulang kali menekan tombol unggah. Atribut ini juga menjaga konsistensi data karena semua file dikirim dalam satu transaksi HTTP. Oleh sebab itu, multiple file upload sangat cocok untuk aplikasi modern yang membutuhkan lebih dari satu file.

<form action="/upload-documents" method="post" enctype="multipart/form-data">
  <label for="documents">Unggah Dokumen:</label>
  <input type="file" id="documents" name="documents[]" multiple>
  <input type="submit" value="Upload">
</form>

Kode di atas memperlihatkan atribut multiple yang memungkinkan pengguna memilih banyak file sekaligus. Nama input diberi tanda kurung [] agar server dapat mengenali data sebagai array file. Menurut Welling dan Thomson (2017), pendekatan array ini memudahkan backend dalam mengelola data karena semua file diterima dengan struktur yang rapi. Dengan demikian, proses validasi dan penyimpanan dapat dilakukan lebih sistematis. Implementasi multiple file upload memberi keseimbangan antara kemudahan pengguna dan fleksibilitas sistem.


5.3 Implementasi File Type Restriction

Pada file type restriction, pengembang dapat menentukan jenis file yang diperbolehkan untuk diunggah. Implementasi dilakukan dengan atribut accept, misalnya hanya menerima file .pdf. Menurut Duckett (2014), pembatasan ini mengurangi risiko pengguna mengunggah file yang tidak sesuai format. Browser akan otomatis membatasi pilihan pengguna hanya pada file yang sesuai. Dengan cara ini, beban validasi server menjadi lebih ringan. Oleh sebab itu, file type restriction sangat penting pada aplikasi yang bersifat formal seperti pendaftaran atau lamaran kerja.

<form action="/upload-pdf" method="post" enctype="multipart/form-data">
  <label for="pdfFile">Unggah Dokumen PDF:</label>
  <input type="file" id="pdfFile" name="pdfFile" accept=".pdf">
  <input type="submit" value="Upload">
</form>

Kode di atas menggunakan atribut accept=".pdf" sehingga hanya file PDF yang bisa dipilih. Jika pengguna mencoba memilih file selain PDF, browser tidak akan menampilkannya dalam dialog pemilihan. Menurut Gupta dan Arora (2020), meskipun browser membantu membatasi jenis file, validasi tambahan di sisi server tetap wajib dilakukan. Hal ini untuk memastikan keamanan data dari file yang mungkin disamarkan. Dengan implementasi ini, kualitas data yang diterima server dapat terjamin.


5.4 Implementasi Directory Upload

Implementasi directory upload menggunakan atribut webkitdirectory pada input file. Dengan atribut ini, pengguna dapat memilih seluruh folder sekaligus, bukan hanya file individual. Server kemudian menerima seluruh isi folder beserta struktur direktori aslinya. Menurut Keith (2019), fitur ini sangat bermanfaat pada proyek besar yang terdiri dari banyak file terorganisir dalam subfolder. Pengguna tidak perlu mengunggah file satu per satu, sehingga efisiensi meningkat. Namun, perlu diingat bahwa dukungan lintas browser untuk fitur ini masih terbatas.

<form action="/upload-folder" method="post" enctype="multipart/form-data">
  <label for="projectFiles">Unggah Folder Proyek:</label>
  <input type="file" id="projectFiles" name="projectFiles[]" webkitdirectory>
  <input type="submit" value="Upload">
</form>

Kode di atas memungkinkan pengguna memilih folder proyek yang berisi file maupun subfolder. Server dapat mengakses struktur file dengan cara yang lebih terorganisir karena setiap file tetap terkait dengan direktori asalnya. Menurut Robbins (2018), meskipun atribut ini bukan bagian dari standar resmi HTML, banyak pengembang menggunakannya karena kebutuhan praktis. Oleh sebab itu, directory upload adalah salah satu inovasi yang memberi kenyamanan bagi pengguna dalam mengelola file besar.


5.5 Implementasi Capture Input

Implementasi capture input digunakan untuk mengambil file langsung dari perangkat keras seperti kamera atau mikrofon. Dengan menambahkan atribut capture, pengguna dapat langsung memotret atau merekam audio untuk kemudian diunggah. Menurut Duckett (2014), fitur ini sangat penting untuk aplikasi berbasis mobile yang membutuhkan data real-time dari pengguna. Kombinasi atribut accept dan capture dapat mempersempit pilihan file sesuai kebutuhan aplikasi. Dengan cara ini, pengguna tidak perlu menyiapkan file terlebih dahulu. Fitur ini sangat cocok untuk aplikasi registrasi dengan foto atau verifikasi dokumen.

<form action="/upload-photo" method="post" enctype="multipart/form-data">
  <label for="cameraInput">Ambil Foto:</label>
  <input type="file" id="cameraInput" name="cameraInput" accept="image/*" capture="environment">
  <input type="submit" value="Upload">
</form>

Kode di atas memperlihatkan bagaimana pengguna diarahkan langsung ke kamera perangkat ketika memilih input file. Atribut capture="environment" mengarahkan perangkat menggunakan kamera belakang, yang lebih cocok untuk memotret dokumen. Menurut Zhang dan Chen (2017), fitur ini meningkatkan kecepatan input data terutama di perangkat mobile. Dengan implementasi yang tepat, capture input dapat memberikan pengalaman pengguna yang lebih interaktif dan efisien.


6. Kesalahan

6.1 Tidak Menambahkan enctype="multipart/form-data"

Kesalahan pertama yang sering dilakukan adalah tidak menambahkan atribut enctype="multipart/form-data" pada elemen <form>. Atribut ini wajib digunakan saat melakukan unggahan file, karena tanpa atribut tersebut, file tidak akan terkirim dengan benar ke server. Menurut Robbins (2018), formulir tanpa enctype khusus hanya dapat mengirimkan data dalam bentuk teks standar. Hal ini membuat file dianggap sebagai string kosong atau tidak terbaca di sisi server. Banyak pengembang pemula yang mengabaikan detail ini karena tidak memahami peran enctype. Padahal, atribut ini menjadi dasar dalam pengiriman data biner melalui protokol HTTP. Dengan demikian, kesalahan ini sangat fatal dalam implementasi upload file.

Contoh kode salah:

<form action="/upload" method="post">
  <input type="file" name="resume">
  <input type="submit" value="Kirim">
</form>

Contoh kode benar:

<form action="/upload" method="post" enctype="multipart/form-data">
  <input type="file" name="resume">
  <input type="submit" value="Kirim">
</form>

Pada contoh salah, tidak ada atribut enctype="multipart/form-data", sehingga file tidak dapat terkirim. Sedangkan pada contoh benar, atribut tersebut ditambahkan sehingga file dikirim dengan format biner yang sesuai. Menurut Welling dan Thomson (2017), hal ini sangat penting untuk menghindari kegagalan proses unggah. Tanpa pengaturan ini, file bisa hilang sebelum sampai ke server. Oleh karena itu, menambahkan enctype adalah langkah wajib dalam setiap implementasi tag file HTML.


6.2 Tidak Memberikan Nama (name) pada Input File

Kesalahan kedua adalah tidak memberikan atribut name pada elemen input file. Atribut ini penting karena menjadi identitas yang digunakan server untuk mengenali file yang dikirim. Tanpa atribut name, file mungkin terkirim, tetapi server tidak tahu cara memprosesnya. Menurut Duckett (2014), semua input dalam formulir harus memiliki name agar data bisa dipetakan dengan benar. Jika atribut ini hilang, maka data yang masuk akan kosong di sisi server. Kesalahan ini sering terjadi pada pengembang yang baru belajar HTML. Dampaknya adalah server tidak bisa mengakses file meskipun pengguna sudah mengunggahnya.

Contoh kode salah:

<form action="/upload" method="post" enctype="multipart/form-data">
  <input type="file">
  <input type="submit" value="Kirim">
</form>

Contoh kode benar:

<form action="/upload" method="post" enctype="multipart/form-data">
  <input type="file" name="profilePicture">
  <input type="submit" value="Kirim">
</form>

Pada contoh salah, input file tidak memiliki atribut name, sehingga server tidak akan bisa membaca file. Pada contoh benar, name="profilePicture" ditambahkan sehingga server dapat mengenali file yang dikirim. Menurut Keith (2019), praktik pemberian nama yang jelas sangat penting untuk pengelolaan data di sisi server. Nama yang deskriptif mempermudah proses validasi, penyimpanan, maupun pemanggilan file. Dengan demikian, pemberian atribut name adalah syarat utama agar upload file berjalan dengan lancar.


6.3 Tidak Memberikan Batasan Ukuran dan Jenis File

Kesalahan ketiga adalah tidak memberikan batasan ukuran dan jenis file yang dapat diunggah. Tanpa pembatasan, pengguna bisa saja mengunggah file berukuran sangat besar atau format yang tidak sesuai. Hal ini bisa membebani server dan membahayakan sistem jika file berisi malware. Menurut Gupta dan Arora (2020), pembatasan ukuran dan format file adalah langkah awal dalam menjaga keamanan aplikasi web. HTML sendiri menyediakan atribut accept untuk membatasi format file. Namun, validasi ukuran tetap harus dilakukan di sisi server. Banyak pengembang pemula mengandalkan pengguna, padahal hal ini berisiko tinggi. Oleh karena itu, pembatasan wajib diterapkan sejak tahap desain aplikasi.

Contoh kode salah:

<form action="/upload" method="post" enctype="multipart/form-data">
  <input type="file" name="document">
  <input type="submit" value="Kirim">
</form>

Contoh kode benar:

<form action="/upload" method="post" enctype="multipart/form-data">
  <input type="file" name="document" accept=".pdf,.docx">
  <input type="submit" value="Kirim">
</form>

Pada contoh salah, input file tidak memiliki pembatasan jenis file, sehingga semua format bisa diunggah. Pada contoh benar, atribut accept membatasi hanya file PDF dan DOCX yang dapat dipilih. Menurut Zhang dan Chen (2017), pembatasan ini mengurangi risiko file tidak relevan masuk ke server. Namun, validasi di sisi server tetap diperlukan untuk memastikan ukuran file sesuai kebijakan aplikasi. Dengan cara ini, sistem tetap aman sekaligus ramah pengguna.


Tabel Perbandingan Kesalahan Umum

Kesalahan Umum Dampak Solusi
Tidak menambahkan enctype="multipart/form-data" File tidak terkirim ke server Tambahkan atribut enctype pada elemen form
Tidak memberikan name pada input file Server tidak bisa mengenali file Tambahkan atribut name yang deskriptif
Tidak memberikan batasan ukuran/jenis file File terlalu besar atau tidak relevan masuk ke server Gunakan atribut accept dan validasi di server

7. Best Practice

7.1 Selalu Gunakan enctype="multipart/form-data"

Best practice pertama adalah selalu menggunakan atribut enctype="multipart/form-data" pada form yang memiliki input file. Atribut ini memastikan file dikirim dalam format biner sehingga server dapat membacanya dengan benar. Menurut Robbins (2018), tanpa atribut ini, file hanya akan dikirim sebagai teks kosong dan membuat unggahan gagal. Banyak pengembang pemula melewatkan hal ini karena mengira method="post" sudah cukup. Padahal, method hanya menentukan cara pengiriman data, bukan format pengiriman file. Oleh karena itu, atribut ini wajib dipahami sebelum membuat form upload. Dengan begitu, file dapat diterima server sesuai harapan.

Selain itu, praktik ini membantu menjaga konsistensi antar aplikasi yang berbeda. Setiap kali aplikasi memproses file, format pengiriman data selalu seragam, sehingga memudahkan backend dalam melakukan validasi. Menurut Welling dan Thomson (2017), konsistensi format data menjadi faktor penting dalam membangun aplikasi web yang stabil. Jika file tidak terkirim dengan benar, backend akan menganggap input kosong dan proses gagal. Dengan demikian, kebiasaan menambahkan enctype adalah bentuk standar pengembangan yang profesional.

Kesalahan yang sering terjadi adalah lupa menambahkan atribut ini ketika membuat prototype aplikasi. Walaupun form masih terlihat normal di sisi frontend, server tetap tidak bisa menerima file yang dikirim. Menurut Keith (2019), pengujian manual seringkali menampilkan hasil berbeda dengan ekspektasi jika atribut ini diabaikan. Karena itu, best practice ini wajib diterapkan bahkan dalam tahap awal pengembangan. Dengan membiasakan penggunaan enctype, pengembang dapat menghindari bug yang membingungkan.


7.2 Gunakan Atribut name yang Jelas dan Deskriptif

Best practice berikutnya adalah menggunakan atribut name yang jelas dan deskriptif pada input file. Atribut ini berfungsi sebagai identitas bagi server untuk mengenali file yang dikirim pengguna. Menurut Duckett (2014), tanpa atribut name, server tidak dapat mengakses data file meskipun file sudah dipilih. Oleh karena itu, pengembang harus selalu menentukan name dengan baik. Contoh yang buruk adalah name="file1", sedangkan contoh yang baik adalah name="resumePdf". Dengan nama yang deskriptif, proses pemetaan data di backend menjadi lebih mudah.

Selain mempermudah backend, nama yang jelas juga membantu ketika form memiliki lebih dari satu input file. Misalnya, form pendaftaran bisa memiliki input untuk foto, ijazah, dan transkrip nilai. Jika semua menggunakan nama umum seperti file1, file2, maka pengembang backend akan kesulitan memproses data. Menurut Zhang dan Chen (2017), pemberian nama yang buruk meningkatkan risiko salah memproses file. Oleh sebab itu, nama input sebaiknya sesuai dengan isi file. Dengan begitu, data menjadi lebih terstruktur sejak awal.

Best practice ini juga mendukung keterbacaan kode dalam jangka panjang. Tim pengembang sering kali harus bekerja sama dalam proyek besar, sehingga penamaan yang deskriptif membantu koordinasi. Menurut Gupta dan Arora (2020), dokumentasi yang baik dimulai dari praktik penamaan yang jelas pada kode. Dengan name yang tepat, pengembang baru lebih cepat memahami fungsi setiap input. Hal ini mengurangi potensi bug ketika aplikasi mengalami pembaruan. Oleh karena itu, penggunaan name deskriptif adalah kebiasaan penting dalam pengembangan aplikasi web.


7.3 Batasi Jenis File dengan Atribut accept

Best practice ketiga adalah membatasi jenis file yang diunggah dengan atribut accept. Atribut ini membantu pengguna memilih file yang sesuai format sejak awal. Menurut Choudhury (2018), pembatasan jenis file penting untuk mencegah file yang tidak relevan masuk ke server. Misalnya, form lamaran kerja hanya menerima file PDF, sehingga atribut accept=".pdf" sangat berguna. Dengan cara ini, pengguna tidak bisa memilih file dengan ekstensi lain seperti .jpg atau .exe. Hal ini meningkatkan keamanan sekaligus mempermudah validasi data.

Selain itu, atribut ini juga meningkatkan pengalaman pengguna. Browser akan otomatis menyaring file yang ditampilkan pada dialog pemilihan, sehingga pengguna tidak bingung. Menurut Duckett (2014), kemudahan ini mengurangi tingkat kesalahan input dari pengguna awam. Walaupun sederhana, fitur ini sangat membantu dalam memastikan data yang dikirim sesuai kebutuhan aplikasi. Dengan begitu, server tidak perlu melakukan validasi format yang terlalu kompleks. Implementasi ini sederhana namun efektif.

Namun, perlu diingat bahwa atribut ini tidak cukup untuk validasi penuh. Menurut Zhang dan Chen (2017), pengguna tetap bisa memanipulasi data sehingga validasi di sisi server wajib dilakukan. Oleh karena itu, penggunaan accept harus dipadukan dengan validasi backend. Kombinasi keduanya akan menjaga keamanan aplikasi secara menyeluruh. Dengan demikian, best practice ini bukan hanya soal kenyamanan, tetapi juga bagian dari strategi keamanan data.


7.4 Berikan Pesan Kesalahan yang Informatif

Best practice keempat adalah memberikan pesan kesalahan yang informatif jika pengguna gagal mengunggah file. Banyak aplikasi hanya menampilkan pesan umum seperti “Upload gagal”, padahal pesan tersebut tidak membantu pengguna. Menurut Keith (2019), pesan kesalahan yang baik harus memberi tahu alasan kegagalan, misalnya “File terlalu besar” atau “Format file tidak valid”. Dengan begitu, pengguna tahu apa yang harus diperbaiki. Hal ini meningkatkan pengalaman pengguna sekaligus mengurangi frustrasi. Pesan kesalahan juga menjadi sarana komunikasi penting antara aplikasi dan pengguna.

Selain itu, pesan kesalahan dapat membantu pengguna awam yang kurang memahami teknis. Jika aplikasi hanya menampilkan pesan umum, mereka mungkin mengira ada masalah pada koneksi internet. Menurut Robbins (2018), pesan kesalahan yang jelas meningkatkan keterlibatan pengguna dalam memperbaiki kesalahan sendiri. Hal ini mengurangi jumlah laporan bug yang sebenarnya bisa diselesaikan oleh pengguna. Dengan demikian, aplikasi menjadi lebih efisien dalam jangka panjang.

Best practice ini juga membantu pengembang dalam melakukan debugging. Pesan kesalahan yang informatif mempermudah tim teknis melacak masalah tanpa harus menganalisis log server terlalu dalam. Menurut Welling dan Thomson (2017), pengelolaan error yang baik mempercepat proses perbaikan aplikasi. Dengan begitu, produktivitas tim meningkat. Oleh karena itu, memberikan pesan kesalahan yang jelas adalah langkah kecil dengan dampak besar.


8. Kesimpulan

Tag file HTML merupakan salah satu elemen penting dalam pengembangan aplikasi web karena memungkinkan interaksi langsung antara pengguna dan sistem melalui unggahan file. Fitur ini mendukung berbagai kebutuhan, mulai dari pengumpulan dokumen sederhana hingga integrasi dengan perangkat keras seperti kamera atau mikrofon. Menurut Robbins (2018), input file adalah salah satu fitur yang memperluas cakupan HTML sebagai bahasa markup yang tidak hanya menyajikan konten, tetapi juga menerima data. Dalam implementasinya, tag file HTML dapat disesuaikan dengan berbagai atribut seperti multiple, accept, dan capture untuk memenuhi kebutuhan aplikasi modern. Namun, penggunaan yang tepat harus selalu diimbangi dengan praktik validasi yang baik di sisi server. Dengan demikian, tag file HTML menjadi elemen fleksibel yang mendukung efisiensi dan keamanan aplikasi.

Selain itu, kesalahan umum yang sering terjadi dapat diminimalisir dengan penerapan best practice yang konsisten. Misalnya, selalu menambahkan enctype="multipart/form-data", memberikan nama input yang jelas, serta membatasi jenis file yang diperbolehkan. Menurut Zhang dan Chen (2017), kombinasi kontrol di sisi frontend dan validasi di sisi backend merupakan strategi paling efektif dalam menjaga integritas data. Penerapan prinsip ini bukan hanya mempermudah pengguna, tetapi juga melindungi server dari potensi gangguan. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang tag file HTML sangat diperlukan bagi pengembang web. Dengan pendekatan yang tepat, elemen ini dapat mendukung pengalaman pengguna yang positif sekaligus menjaga keamanan sistem.


Gagasan Utama

  • Tag file HTML adalah elemen penting untuk interaksi pengguna dalam unggahan file.
  • Implementasi meliputi berbagai jenis, seperti single upload, multiple upload, restriction, directory upload, dan capture input.
  • Kesalahan umum sering terjadi, seperti lupa menambahkan enctype, tidak memberi name, atau tidak membatasi ukuran/jenis file.
  • Best practice membantu menjaga kualitas implementasi, termasuk penggunaan atribut yang tepat dan pesan kesalahan yang jelas.
  • Validasi di sisi server tetap wajib dilakukan untuk menjaga keamanan aplikasi.
  • Tag file HTML mendukung fleksibilitas aplikasi web modern dengan tetap memperhatikan konsistensi.
  • Pemahaman mendalam tentang penggunaan tag file HTML sangat penting bagi pengembang profesional.

9. Referensi

  • Duckett, J. (2014). HTML and CSS: Design and build websites. John Wiley & Sons.
  • Gupta, P., & Arora, R. (2020). Improving user experience in web applications with advanced HTML5 features. International Journal of Computer Applications, 176(32), 15–21.
  • Keith, J. (2019). HTML5 for web designers. A Book Apart.
  • Robbins, J. N. (2018). Learning Web Design: A beginner’s guide to HTML, CSS, JavaScript, and web graphics (5th ed.). O’Reilly Media.
  • Welling, L., & Thomson, L. (2017). PHP and MySQL Web Development (5th ed.). Addison-Wesley Professional.
  • Zhang, Y., & Chen, H. (2017). Security analysis of HTML5 file upload features in modern web applications. Journal of Web Engineering, 16(7-8), 553–570.

mulai diskusi

peraturan

Login menggunakan akun telegram untuk memulai diskusi.

Gunakan bahasa yang sopan, baik dan benar

Dilarang menggunakan perkataan yang mengandung unsur pelecehan, cacian dan merendahkan aggota forum lain.

Dilarang memulai pembicaraan yang keluar dari topik pembahasan.

pegaduan

panduan

Login menggunakan akun Github untuk mengajukan report.

Gunakan kalimat deskriptif yang jelas terkait kendala yang dihadapi dalam pengajuan report

Upload gambar screenshoot terkait report untuk membantu kami dalam penanganan report

Progress penanganan report dapat di monitoring pada halaman github course.

latihan

berikut ini adalah aktivitas latihan untuk modul Menampilkan File di HTML Praktik dan Contoh

penugasan

aktivitas penugasan dan penilaian untuk modul Menampilkan File di HTML Praktik dan Contoh